ENERGI MASA DEPAN: China dan Jepang Berhasil Ekstrak Bahan Bakar Beku

BEIJING, JUM’AT – Produksi dan pengembangan bahan bakar fosil beku untuk tujuan komersial makin mendekati kenyataan.  China dan Jepang, Jum’at (19/5), dilaporkan berhasil mengekstrak materi bahan bakar fosil beku yang disebut combustible ice atau es yang mudah terbakar itu dari dasar laut di sepanjang garis pantai mereka.

Meski demikian, menurut para pakar, produksi untuk kepentingan komersial masih butuh waktu bertahun-tahun.  Jika proses pengambilan bahan bakar itu tidak dilakukan dengan benar, hal itu justru akan membanjiri atmosfir dengan gas rumah kaca.

Bahan bakar fosil beku itu percampuran antara air dan gas alam pekat beku.  Secara teknis dikenal sebagai hidrat metana yang bisa menyala dan terbakar dalam kondisi beku, bahan bakar itu dipercaya sebagai salah satu bahan bakar fosil dengan cadangan paling melimpah di dunia.

Kantor berita China, Xinhua, menyebutkan, pengeboran bahan bakar fosil beku itu dilakukan di kilang China yang beroperasi di Laut China Selatan, Kamis.  Menteri Agraria dan Sumber Daya China Jiang Daming mengatakan, kemajuan China ini merupakan revolusi energi global.

Dua pekan sebelum China, pada 4 Mei lalu, tim pengebor Jepang juga berhasil mengekstrak bahan bakar fosil beku itu di lepas pantai Semenanjung Shima.  Bagi Jepang, hidrat metana akan membantu ketergantungan Jepang pada bahan bakar impor.  Adapun bagi China, bahan bakar itu akan menjadi sumber daya pengganti yang lebih bersih dibandingkan batubara.  Ini juga bisa dimanfaatkan pabrik-pabrik baja yang menimbulkan polusi.

Hidrat metana ditemukan oleh China dan Jepang di bawah dasar laut, terkubur di dalam lapisan es kutub utara dan bawah es Antartika.  Amerika Serikat dan India telah menjalankan penelitian pengembangan teknologi untuk mengekstrak bahan bakar itu.  Para pakar menilai, upaya untuk itu butuh waktu berpuluh-puluh tahun karena biaya untuk ekstraksi bahan bakar beku itu mahal.

Selain itu, ada juga masalah lingkungan.  Jika metode ekstraksi keliru dan hidrat metana bocor dalam proses ekstraksi, hal itu akan meningkatkan emisi gas rumah kaca.  “Ada potensi keuntungan, ada juga risiko besar,” kata David Sandalow dari Pusat Kebijakan Energi Global Columbia University.

Laut China Selatan

Pengakuan China itu bertentangan dengan pernyataan China selama ini yang membantah ada kekayaan minyak di wilayah perairan Laut China Selatan.  China mengklaim sebagian besar wilayah itu sebagai miliknya.  Upaya eksplorasi minyak China ini ditentang Vietnam.  Namun, China mengatakan operasi hidrat metana dilakukan di luar LCS.

Administrasi Informasi Energi AS memperkirakan, kekayaan bahan bakar beku di dunia mencapai 280 – 2.800 triliun meter kubik.  Sementara total produksi gas alam di dunia hanya 3,5 miliar meter kubik pada 2015.  Ini berarti, kekayaan hidrat metana ini bisa memenuhi kebutuhan gas dunia untuk 80 – 800 tahun jika dihitung berdasarkan tingkat konsumsi dunia saat ini.

“Ada konsensus di industri ini, pengembangan komersial tidak akan terjadi hingga 2030.  Produksi skala kecil mungkin baru bisa tahun 2020,” kata peneliti di Lembaga Survei Geologi AS, Tim Collett.  (AP/LUK)

Sumber: Kompas, Sabtu, 20 Mei 2017, hal. 7.

INFORMASI TAMBAHAN:

 “Combustible ice” (es yang dapat terbakar), adalah campuran padat dari air dan gas alam terkonsentrasi.  Secara teknis dikenal dengan sebutan hidrat metana.

combustible-ice

Gambar di atas memperlihatkan letak deposit “combustible ice” dan proses pengambilannya.  Potensi es ini diperkirakan cukup besar cadangannya, bahkan dapat menggantikan bahan bakar fosil “tradisional” selama 80 – 800 tahun.

Dua masalah terbesar di masa sekarang ini adalah semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil, dan ancaman dampak perubahan iklim akibat emisi gas-gas rumah kaca.  Membuang CO2 namun serentak dengan memproduksi gas metana akan merupakan usaha yang sia-sia.  Daya serap energi termal gas metana 23 kali lebih besar dari gas CO2, padahal gas hidrat  metana tergolong gas rumah kaca.

Hidrat metana pernah ditemukan sebelumnya di bawah dasar laut dan terkubur dalam kebekuan abadi Arktika dan di bawah es Antartika.  AS dan India juga telah memiliki program penelitian tentang teknologi dalam mengambil bahan bakar beku tersebut.  Penelitian global tentang hidrat metana tergolong awal, maka masih banyak ruang untuk pengembangannya.

gas-hydrate-stability-chart

Gambar yang diberi warna biru memperlihatkan letak hidrat metana beku dalam kondisi stabil.  Di luar warna tersebut beralih ke wujud gas.

Gas hidrat metana, yang tetap stabil pada suhu rendah dan tekanan tinggi , biasanya tersimpan pada daerah-daerah salju abadi, dasar laut, dan sedimen danau.  Lebih dari 30 negara telah melakukan riset tentang hidrat metana. Akan tetapi, karena mahalnya biaya eksploitasi dan kerusakan terhadap lingkungan, eksploitasi gas dalam skala besar belum dapat dilakukan.  Jika terjadi kebocoran hidrat metana selama produksi, kebocoran tersebut akan meningkatkan emisi gas-gas rumah kaca di atmosfir.

Tinggalkan komentar

Filed under Hidrat Metana

Tinggalkan komentar